Peringati HUT Provinsi Kaltim ke – 66, Dinkes Provinsi Kaltim bersama institusi pendidikan menggelar Talkshow Peran Dunia Pendidikan Bidang Kesehatan dalam Menyiapkan SDM Kesehatan yang Berdaya Saing dan Unggul

Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim melalui bapelkes bekerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan di Samarinda menggelar Talkshow dengan tema “Peran Dunia Pendidikan Bidang Kesehatan Dalam Menyiapkan Sumber Daya Manusia Kesehatan Yang Berdaya Saing dan Unggul” (12/1/23)

Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah komponen kunci untuk menggerakkan pembangunan kesehatan dan menciptakan bangsa yang kuat serta negara yang makmur. Sumber daya manusia kesehatan yang unggul berperan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Namun, menurut sidata.kaltimprov.go.id  pada tahun 2021, jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 28.369 orang yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, ahli penyehatan lingkungan, farmasi, ahli kesehatan masyarakat, apoteker, ahli gizi, ahli rontgen, perawat gigi, nutrisionis, radiografer, perekam medis, teknisi elektromedis, dan tenaga medis lainnya. Namun jumlah tenaga kesehatan ini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kaltim akan pelayanan kesehatan.

Karena jumlah penduduknya besar, maka kebutuhan jumlah dan persebaran tenaga kesehatan juga besar, sehingga sangat penting memang arti institusi pendidikan khususnya pendidikan kesehatan untuk mengisi pembangunan yang ada di Indonesia, khususnya Provinsi Kaltim yang akan menjadi ibu kota negara. Tantangan di bidang SDM Kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat tidak mungkin untuk diatasi oleh dinas kesehatan sendiri. Perlu dukungan kerjasama dan koordinasi dari pihak-pihak yang terkait di tingkat pusat dan daerah termasuk swasta dan masyarakat, maka dari itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui dinas Kesehatan dan badan pelatihan kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan kuantitas sumber daya manusia kesehatan salah satunya dengan bersinergi bersama perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Talk Show kali ini menghadirkan narasumber diantaranya Dr. Eka Ananta Sidharta CA., CFrA (Rektor ITKES Wiyata Husada Samarinda), dr. Ronny Setiawati (Plt. Kepala Bidang SDK Dinas Kesehatan Prov Kaltim), Prof. Dr. Iwan Muhamad Ramdan, SKp., M.Kes (Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unmul), dan Ns. Andi Parellangi, S.Kep., M.Kep., MH (Ketua Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Kaltim). Acara ini juga dipandu oleh Erlia Windiaswati, S.Kep., Ns., M.M dari UPTD Bapelkes Prov Kaltim sebagai MC dan Ns. Wahyu Dewi S., S.Kep., MS dari ITKES Wiyata Husada Samarinda sebagai Moderator.

Dalam talkshow ini terdapat beberapa hal yang harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan kualitas SDM antara lain adalah sistem pendidikan yang baik dan bermutu. Tidak hanya kompetensi skill saja yang dibutuhkan, tetapi banyak poin-poin penting yang harus menjadi bekal dari mahasiswa untuk menjadi tenaga Kesehatan yang unggul. Selain itu, tantangan dibidang kesehatan tidak hanya terkait dengan jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan, tetapi terkait juga dengan tantangan yang berkaitan dengan teknologi. Terkait dengan hal itu, Dr. Eka Anantha Sidharta menyatakan “Ada sembilan jenis kompetensi yang dibutuhkan, yaitu technology research and monitoring, programming, analytical dan critical skill, complex decision making, ability to learn, leadership dan social skill, creativity authenticity dan innovation, yang menurut pendapat saya, sembilan hal ini yang menjadi kebutuhan sumber daya manusia di masa depan yang harus kita siapkan apalagi di bidang Kesehatan. Dari sembilan kompetensi tersebut, teknologi sudah merupakan sesuatu yang enabler, artinya semua orang itu harus bisa teknologi. Ini yang sedang kami persiapkan juga, bahwa bagaimana sesuai dengan tema ini, bagaimana peran pendidikan kesehatan artinya ya kedepan kita harus menyiapkan tenaga kesehatan yang juga paham teknologi. Sedangkan yang lainnya analytical dan critical skill, complex decision making, ability to learn. Ini yang harus kita siapkan sebagai institusi pendidikan bahwa kemampuan beradaptasi melalui kemampuan untuk belajar, bahwa pendidikan itu tidak selesai saat dia menyelesaikan studinya, menyelesaikan studi itu merupakan bukti diatas satu carik kertas bahwa dia telah lulus. Tetapi dunia praktik itu lebih dinamis dibandingkan dunia teoritis. Sehingga ability to learn itulah yang harus diberikan kepada mahasiswa.

“Nah ini dalam hal pengembangan SDM kesehatan kita, ini juga dari dinas kesehatan sudah ada bidang khusus yang tadi juga sudah disampaikan, hari ini kita difasilitasi oleh balai pelatihan kesehatan Provinsi Kaltim, disini juga bukan hanya dari sektor pendidikan mencetak mulai dari awal smp akhir, tapi kami juga menambah pengetahuan, menambah keterampilan untuk SDM-SDM Kesehatan yang ada di Kaltim, dan ini menjadi satu tugas utama, artinya kami dari segi pemerintah terutama dinkes itu juga harus mengembangkan satu layanan kesehatan yang bisa merata, artinya nanti SDM kesehatan yang sudah dicetak oleh bapak-bapak yang sudah hadir pada hari ini, itu bisa ditempatkan juga di daerah-daerah terpencil dan perbatasan, dan ini menjadi tugas kita Bersama” ujar Dr. Ronny.

Prof. Dr. Iwan juga menyatakan “Sekarang ketika kita sudah mempunyai nakes, caranya bagaimana mutu atau kualitasnya bisa terus meningkat, disesuaikan dengan tuntutan masyarakat yang dinamis? Seperti yang saya katakan tadi kalau internal masih menjadi mahasiswa kita sediakan kurikulum yang up to date, sesuai kebutuhan masyarakat, kebutuhan teknologi, dan lain-lain.  Nah sekarang bagaimana kalau sudah menjadi nakes? Tentu saja dari dinas sudah disiapkan dok ya, disediakan diklat-diklat untuk mengupgrade nakes, kemudian kalua dikampus pun secara reguler kita menyelenggarakan seminar-seminar, workshop, atau kegiatan sejenis lainnya yang biasa mengundang fraksi dari dinas-dinas, puskesmas, dan rumah sakit, untuk kita segarkan, sehingga akan terjadi pembelajaran/peningkatan secara terus menerus dan kegiatan kegiatan ini juga berdasarkan pengkajian dulu tentu saja ya. Berdasarkan kebutuhannya apa, valuenya apa, kemudian kita undang menjadi narsum dan akhirnya setelah kembali ke instansi masing-masing diharapkan bisa diaplikasikan. Jadi, betul sekali apa yang dikatakan prof eka, bahwa pembelajarannya terus menerus, dan kita dari kampus hanya memfasilitasi saja, apa yang dibutuhkan? Kita undang nanti setelah di training, dan kemudian diaplikasikan lagi di masyarakat, begitu.

Selain itu menurut Dr. Eka, momentum IKN ini harus digunakan dengan menentukan kita itu ingin menjadi apa, sehingga sinergitas yang tadi disampaikan itu bisa lebih luas lagi. “Bahwa 3 kampus ksehatan yang ada disini itu akan mengambil peran masing-masing bagaimana menjadikan Kaltim itu bisa bermartabat dan berdaulat dengan cara seperti apa? Contohnya ada salah satu rumah sakit kanker di Jakarta, teknologinya mohon maaf masih 1.0, kalua kemudian kaltim membuat dengan teknologi 3.0, luar biasa. Kemudian tugaskan kami, institusi Pendidikan untuk berbuat sesuai apa yang kami miliki, sehingga tidak ada yang namanya persaingan antara institusi pendidikan. Nah itu, sinergitas yang saya harapkan dalam skala yang lebih luas. Karena untuk menjadi besar tidak bisa sendiri, untuk menjadi besar itu harus bersama. Dan menjawab kegalauan dari rekan-rekan mengenai egoisme antar profesi, saya akan mengutip dari tan malaka, beliau menyatakan tujuan pendidikan untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan. Kalau ini diresapi, tidak akan pernah ada egoisme profesi, ketika itu masih ada berarti esensi dari pendidikan itu belum dirasakan. Karena produk akhir dari pendidikan adalah memperhalus perasaan. Jadi adab itu diatas ilmu, sehingga ketika produk pendidikan ilmu itu berhasil, akan nampak dari lulusannya yang beradab atau tidak.”

Diakhir talkshow, Dr. Ronny pun memberikan closing statement “Satu kata hari ini sinergitas dan ini sudah kita mulai dari sejak sore hari ini, sejak sore hari ini kita sudah mulai bersinergi antara pemerintah provinsi kaltim dengan institusi pendidikan baik itu milik pemerintah maupun milik swasta, artinya kita sama sama berusaha untuk mewujudkan sumber daya manusia kesehatan utamanya yang mumpuni, yang unggul, dan berdaya saing, yang mempersiapkan Kaltim menjadi ibu kota negara nantinya.”

Translate »